Yesterday, in the morning...
Chapter
#1
Satu
Tak seperti biasanya langit mendung.
Siluet mentari tak tampak, kelabu
menyelumuti angkasa
Bulan ini memang akan memasuki musim penghujan. Gue
bergegas memakai sepatu, tak ketinggalan juga kuselipkan payung kedalam tas.
Sempat kulirik jam tangan ku menunjukan pukul 06.15 sedangkan aku harus tiba
disekolah pukul 07.00. Kalau tidak cepat-cepat aku bisa terlambat.
Gue berjalan sedikit berlari kecil pada jalan setapak melewati
beberapa pertokoan disepanjang tepi
jalan raya. Gue terus berjalan menuju Shelter Anggrek untuk menunggu angkutan
umum.
Di Shelter Anggrek banyak orang-orang yang menunggu
angkutan umum juga. Diantaranya orang-orang yang ingin bekerja, mahasiswa yang
ingin pergi kekampusnya, anak-anak sekolah
dan kebanyakan yang ada adalah anak-anak sekolah berseragam
putih-abu-abu. Yah, layaknya gue sekarang
Rintik hujan perlahan terdengar sementara langit yang tadi
mendung semakin kelabu. Gue segera membuka payung sambil terus berjalan. Saat
itu pukul 06.30.
Akhirnya Shelter Anggrek terlihat diujung jalan. Sementara
hujan turun semakin deras. Gue terus berlari kecil
Tanpa sepengetahuan gue, tiba-tiba dari arah belakang
sebuah mobil melaju dengan cepat dan ban mobil itu melindas genangan air
bercampur lumpur yang berada tepat disamping gue
’BYURRRR.......!!!!!!’ .terciprat sampai kemuka.
Dahsyat seperti diterpa ombak
”........... ...... ... ..”
Gue kaget terperangah diam ditempat, dengan masih memegang
payung. Saat itu tak ada kesempatan untukku menghindar, karena kejadiannya begitu cepat. Tapi gue sempat
melihat pengendara mobil itu dari balik kaca, tidak begitu jelas, hanya sekilas
bayangan . Sampai beberapa detik
kemudian mobil itu hilang ditikungan jalan. Orang-orang yang berada di Shelter
Anggrek, semua yang melihat kejadian itu tak henti-hentinya menertawakan gue.
O.M.G
”Kkurangng..ajar!,#!!^%&%^$^#@*!!!!”
”Iyyyyhh....jijaaaay!!”
Jijik.
Terpaksa kuambil langkah seribu, pulang kerumah. Masih
dengan memegang payung GO BACK HOME.
Dengan muka kusut
berlipat tiga belas. Otomatis bibir manyun. Gue pikir nggak mungkin kesekolah
dengan wujud seperti ini mana bau comberan pula! kalo kata Bang Nagabonar:
”Apa kata dunia!”
Keadaanku jauh berbeda berputar 180 derajat sesudah di
’make over’ total oleh mobil na’as itu.
Bayangkanlaaah...
Before: Seragam putih kinclong udah disetrika,licin. Pake
parfum, wangi. Rambut tersisir baru keramas, rapi. Pipi udah bedakan bedak
baby, pokoknya fresh! rapi jali deng.
After
: Seragam buluk bau comberan. Parfum terkontaminasi comberan, bau
bangke. Rambut lepek kaya tikus kecebur comberan. Pipi bedakan lumpur comberan.
Mirip freshto Bandeng bikinan nyokap J
Belom lagi tas bergambar mickeymouse kesayangan gue juga
kena nodanya banyak banget. Huh! Sedih.....bisa ilang nggak ya??? Kalo gue bisa
ketemu lagi sama pengendara mobil itu (kayaknya sih cowok) gue suruh dia buat
nyuci tas gue sampai benar-benar hilang nodanya titik!
Belom lagi bibir monyong lima senti, mata jadi tiga,
idung ilang, kuping tinggal yang kanan, kaki di kepala, kepala dikaki( Eh
bo-ong deng, hiperbola bgt yach!)
Gak kebayang
kalo misalkan dihadapan gue ada cermin besaaaaaar banget
terus aku melihat BBB ( Bukan Bintang
Biasa??) ya jelas bukan laaa... BBB=’Badut Bau Berpayung korban tsunami’ J
***
Memasuki musim hujan, gue harus berhati-hati: siapkan
payung sebelum hujan, siapkan mental
pasca tsunami. Sejak kejadian kemarin, gue jadi paranoid. Trauma kalau ngeliat
genangan air. Superwaspada!.
gue jadi ingat kejadian kemarin. Setelah pasca tsunami,
gue berlari kerumah. Si Jack tetanggaku mengejek. Jack memang tukang ejek
sayangnya dia bukan tukang ojek, mana ujan, nggak ada ojeck, beccekk...(
nyambung aja deh si Cincau Laora).
Sial, kalo ingat si Jack jadi kesal rasanya!. Saat itu
gue berlari dengan tampang BBB korban tsunami yang kusut and D’kill (after make
over). gue melewati setiap blok-blok perumahan dengan sukses. I
think: nobody look at me, everything will be OK. Ya gue kan masih punya malu emangnya si Jack!!? Muka
TEMBOK.
Well, gang terlihat sepi apalagi hujan gerimis mana ada
orang keluar, ujan-ujan kan enaknya
tidur kalo enggak makan bakso. So, nggak ada yang akan melihat gue seperti ini.
Akhirnya tinggal melewati sekitar lima rumah lagi untuk
sampai di home sweet home. Saat itu
gue nggak ngeliat saking cepatnya berlari...
’GUBRAKKKKK.....!!!’
Ternyata, ka-ta
ka-kek-ku. ka-ki ki-ri-ku. te-ran-tuk ba-tu.
ka-ku ka-ku. Sial! gue hilang
keseimbangan oleng kekanan dan atleast
mendarat dengan sukses di atas genangan air yang becekk dengan adegan slowmotion ( Lagi-lagi genangan air!)
dan itu tepat didepan rumah Jack!
Duuh....bisa kena penyakit encok kalo gini terus.
Na’as emang. Udah jatuh tertimpa gajah.
Si gendut Jack
dengan mulut doer-nya terbahak-bahak keselek kodok, dari balik pagar rumahnya.
” HO..Hoo..hoO..” ada Alien! mana UFOnya?? tadi kayaknya
gua dengar ada benda yang jatuh? UFO kah??...............WoOY!! Ternyata Alien
suka berkubang di genangan becek? Aku baru tau, selain jelek lo juga pastinya
BAU yach!!” ;p
Gue baru sadar selama ini logat bicaranya si Jack mirip
banget Sinchan.
” Jack..!! dasar doerr.. jijik deh ngeliat lo!”
”Jangan gila dong, ada juga kita yang jijik ngeliat lo...
abis kecebur empang ya mbakk??”
”Diem deh! gue kempesin tau rasa!”
Digentak seperti itu si Jack langsung diem seribu bahasa.
Untungnya sekarang gue diantar Ayah naik motor jadi,
jelas lebih aman!. Ayah memang pengendara motor yang handal! biarpun jalanan
macet tetap saja bisa menerobos puluhan kuda besi yang padat merayap.
’Hidup Ayah!’
***
-to be continued-
Tags:
story
0 comments