Titik Nadir
Wahai hujan, turunlah dari atas sana dan basahi kalbuku
Ajarkan aku agar mampu sabar menunggu
Menunggu mentari yang sudah lama bersembunyi
Tunjukkan padaku bagaimana rupa pelangi
Hembuslah aroma setelah rintikmu yang mewangi
Ingin aku menari tanpa henti dibawah rinaimu yang kiranya berjuta
Menembus dinding waktu hingga tiba di zaman antah berantah
Ingin kuteriak kala derasmu, walau tak terdengar sepatah pun kata
Hingga semua keluh kesah terbasuh pergi keluar dari dalam diriku
Dan yang tertinggal hanyalah gema suara tawa di masa lalu
Langit seakan tak pernah pudar dengan birunya
Alangkah tinggi, kurasa kita semua tahu Siapa Yang Punya
Sangat tinggi, tiada satu manusia pun mampu menjangkau
Terlampau tinggi, hingga doa teriring dalam suara parau
Bilakah ia mengetahui aku terjatuh dan isiku semua kacau?
Ingin aku terbang meninggalkan semua di bawah kedua kaki
Kemanakah sayap-sayap yang dulu pernah kumiliki?
Patahkah mereka hingga tak dapat kubawa terbang tinggi?
Lupakah aku pada sakitnya luka ketika terjatuh dari langit?
Hingga mengingatnya pun dalam benak tiada terbersit
Dunia ini tak pernah peduli pada mereka yang berulang kali kehilangan
Ia terus berjalan tanpa melihat apakah ada yang tertinggal di belakang
Ia tuli pada tawa yang terbahak, teriakan apalagi rintihan
Ia tak mampu bertutur pada mereka yang membutuhkan pertolongan
Seolah jiwanya terambil perlahan-lahan
Ingin aku menghilang dari sini, namun aku tak dapat melawan takdir
Aku tak tahu bagaimana kesudahanku bila telah sampai titik nadir
Tak lagi mampu kulihat bedanya antara pagi, siang dan malam
Biarkanlah raga ini terhapus seiring alunan detak jarum jam
Hingga saatnya datang pada kedua mata ini untuk terpejam
A. Puspa Dewi
See ya!:D , -N-
Ajarkan aku agar mampu sabar menunggu
Menunggu mentari yang sudah lama bersembunyi
Tunjukkan padaku bagaimana rupa pelangi
Hembuslah aroma setelah rintikmu yang mewangi
Ingin aku menari tanpa henti dibawah rinaimu yang kiranya berjuta
Menembus dinding waktu hingga tiba di zaman antah berantah
Ingin kuteriak kala derasmu, walau tak terdengar sepatah pun kata
Hingga semua keluh kesah terbasuh pergi keluar dari dalam diriku
Dan yang tertinggal hanyalah gema suara tawa di masa lalu
Langit seakan tak pernah pudar dengan birunya
Alangkah tinggi, kurasa kita semua tahu Siapa Yang Punya
Sangat tinggi, tiada satu manusia pun mampu menjangkau
Terlampau tinggi, hingga doa teriring dalam suara parau
Bilakah ia mengetahui aku terjatuh dan isiku semua kacau?
Ingin aku terbang meninggalkan semua di bawah kedua kaki
Kemanakah sayap-sayap yang dulu pernah kumiliki?
Patahkah mereka hingga tak dapat kubawa terbang tinggi?
Lupakah aku pada sakitnya luka ketika terjatuh dari langit?
Hingga mengingatnya pun dalam benak tiada terbersit
Dunia ini tak pernah peduli pada mereka yang berulang kali kehilangan
Ia terus berjalan tanpa melihat apakah ada yang tertinggal di belakang
Ia tuli pada tawa yang terbahak, teriakan apalagi rintihan
Ia tak mampu bertutur pada mereka yang membutuhkan pertolongan
Seolah jiwanya terambil perlahan-lahan
Ingin aku menghilang dari sini, namun aku tak dapat melawan takdir
Aku tak tahu bagaimana kesudahanku bila telah sampai titik nadir
Tak lagi mampu kulihat bedanya antara pagi, siang dan malam
Biarkanlah raga ini terhapus seiring alunan detak jarum jam
Hingga saatnya datang pada kedua mata ini untuk terpejam
A. Puspa Dewi
See ya!:D , -N-
Tags:
puisi
0 comments